Hari itu langit terlihat cerah. Suasana di sekolah masih tetap semangat dalam proses pembelajaran. Meski di bulan Ramadhan, sekolah tetap tidak libur. Namun ketika izin ke kamar mandi, ada pemandangan tak biasa yang dilihat oleh Alya.
Alya memiliki teman masa kecil yang bernama Bima. Kebetulan saat ini mereka bersekolah di sekolah yang sama. Mereka saat ini telah duduk di kelas 5. Kelas yang sebenarnya menjelaskan bahwa mereka sudah sepantasnya terbiasa dalam menjalankan ibadah puasa.
Tak Seperti Biasa
Di depan kelas sebelah, Bima terkulai lemas. Alya begitu kaget ketika melihatnya. Dirinya khawatir jika terjadi hal yang buruk pada kawannya itu. Maka dengan perlahan, Alya bertanya kepada Bima ada apa gerangan yang terjadi.
Ketika ditanya oleh Alya, Bima pun seakan menutupi kenyataan. Dirinya berusaha merubah sikap, agar terlihat lebih kuat. Dan pertanyaan yang dilontarkan oleh Alya seakan tidak diberikan jawaban kecuali pengalihan.
Namun karena sudah berteman sejak kecil, Alya tahu temannya itu sedang menutupi kenyataan. Alya terus mendesak Bima agar berterus terang. Dan akhirnya Bima pun berkata apa adanya.
Hari itu tak seperti biasa bagi Bima. Sebagai anak yang mendapat perhatian penuh dari kedua orang taunya, Bima merasa hari itu begitu berat. Dimana keadaan yang dialaminya membuat dirinya seakan begitu lemas.
Di hari itu ternyata Bima tidak sempat untuk makan sahur. Kedua orang tuanya di malam hari tidak bangun karena kelelahan bekerja. Dan hari itu akhirnya satu keluarga tidak makan sahur kecuali hanya minum air.
Mendengar penjelasan dari Bima, Alya akhirnya menjadi lega. Sebab kawannya itu ternyata tidak apa-apa. Dirinya lemah karena berpuasa namun tidak sempat untuk makan sahur.

Tetap Berpuasa Meski Berat
Sebenarnya orang tua Bima telah menyarankan pada anaknya itu untuk tidak berpuasa saja. Namun Bima bersikeras. Dirinya tetap ingin berpuasa meskipun tanpa diawali dengan makan sahur. Sebab baginya, puasa di bulan Ramadhan merupakan ibadah istimewa yang hanya dilakukan setahun sekali.
Dan setelah mengetahui keadaan Bima, Alya pun juga sempat menyarankan hal yang sama. Alya bilang bahwa nanti Bima bisa menggantikan puasa yang ditinggalkannya di hari yang lain. Terlebih saat ini mereka masih anak-anak.
Namun tetap sama jawaban yang dilontarkan oleh Bima. Dirinya tetap tidak mau meninggalkan puasanya. Sebab dirinya telah memiliki pengalaman tersendiri. Yaitu dirinya pernah seharian tidak makan karena merajuk tidak dibelikan mainan.
Nah dari pengalamannya itulah Bima berkeyakinan pasti akan kuat berpuasa meski tidak makan sahur. Walaupun dirinya menjadi terlihat lemas tak berdaya. Dan memang kenyataannya, jika yakin kuat berpuasa akan lebih baik memilih untuk tetap berpuasa. Dan tanpa disadari Bima telah membina diri sejak dini.
Allah berfirman dalam Surat Al Baqarah 183-184 yang artinya,
“Hai orang-orang beriman diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan pada orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa. Yaitu dalam beberapa hari tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (kemudian dia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”.

Lomba Menulis Cerita Islami SDIT Insan Utama Malinau
Penulis : Alitha Naurin
Juara : 3
Kelas : 5B
Editor : Adnan AY
Kegiatan Semarak Ramadhan 1445 H